Surabaya
- Jajanan adalah makanan yang dikonsumsi anak pada waktu istirahat atau
digunakan sebagai makanan pengganti waktu makan siang. Umumnya, di
sekolah-sekolah sering kita melihat banyak pedagang jajanan yang berjualan
dengan membuat jajanan aneka kemasan yang menarik tanpa mempertimbangkan faktor
kesehatan. Jajanan ini banyak yang tidak sehat karena menggunakan campuran
bahan yang tidak semestinya seperti pewarna
pakaian, agar warna lebih mencolok dan menarik.
Selain
menggunakan zat pewarna pakaian pedagang juga menggunakan bahan pengawet
lainnya seperti borak dan formalin. Contoh kasus yang ditemukan oleh tim
investigasi trans TV adalah ditemukannya beberapa jajanan warung seperti mie
yang dikeringkan. Penjual membuat makanan ini dari mie yang telah kedarluarsa
yang dibeli dengan harga yang sangat murah. Proses pembuatannya, mie direbus, setelah direbus mie ditaburi
dengan pijer (bahan pengawet yang berwarna putih berupa serbuk seperti
peatchin) agar hasilnya lebih renyah,
untuk menambah daya jual yang tinggi, Ia pun tidak segan menambahkan zat
pewarna pakaian agar makanan terlihat lebih cerah, setelah proses itu lalu mie
pun digoreng, hasil akhir mie pun dikemas kedalam plastik dan siap untuk dijual
di warung-warung.
Selain
mie yang mengandung formalin dan zat pewarna pakaian tersebut, banyak pula
ditemukan minuman es cendol yang menggunakan zat pewarna pakaian agar warna
hijau lebih menarik pembeli. Selain makanan dan minuman yang membahayakan
tersebut, saos adalah daya tarik paling diminati anak-anak yang kegunaanya pun
bervariasi, karena berfungsi sebaga penyedap dan penambah selera makan.
Berbagai jenis saos seperti saos tomat saos pedas ada pula saos asam manis,
yang biasa dipakai untuk makan bakso, mie ayam, bahkan pizza pun kurang lezat
tanpa saos. Berbagai makanan junkfood pasti menggunakan saos sebagai tambahan
penyedapnya.
Sayangnya
saos yang biasa digunakan pedagang kaki lima atau pedagang-pedagang yang
berjualan di sekolah-sekolah adalah saos hasil dari home industri yang
pembuatannya pun tidak 100% menggunakan cabai. Untuk bahan campurannya biasa
ditambahkan dengan menggunakan ubi merah, karena adanya penambahan ubi merah
ini tentu saja pedagang menambahkan zat pewarna agar terlihat lebih merah. Dari
hasil liputan tim investigasi Trans TV pula diketahui adanya pembuatan saos
dengan menggunakan sagu dari hasil gaplek yang digiling, yang lebih parahnya
tidak menggunakan bahan dasar cabai sama sekali. Karena bahan dasarnya dari
sagu yang notabene tidak ada warna merahnya sama sekali, maka pedagang ini pun
menggunakan zat pewarna 100% agar telihat cerah warnanya.
Salah
satu jajanan anak lain yang berbahaya adalah nugget yang dijual di
sekolah-sekolah yang biasa cara penyajiannya ini mengunakan tusuk sate, untuk
menambah kelezatannya pedagang tidak lupa menyertakan saos dari kualitas kurang
baik. Nugget yang dijual ini tidak 100 % menggunakan daging olahan, melainkan
ditambah dengan sisa-sisa dari ikan laut yang telah kedarluarsa. Selain nugget
ada pula jajanan anak yang dinamakan jaring laba-laba yang terbuat dari terigu
yang dibuat beraneka warna ada hijau dan merah untuk mengkombinasikannya agar
menarik anak-anak.
Jajanan
anak-anak ini biasanya banyak dijual di sekolah-sekolah, Kondisi ini
dikarenakan minimnya pengetahuan
masyarakat dan para orang tua mengenai mana jajanan yang sehat dan tidak sehat.
Jadi para orang tua diharapkan kehati-hatiannya dalam pemilihan jajanan anak-anak terutama di sekolah karena biasanya anak-anak sangat
senang jajan di sekolah.
mampir ke wiseowl-photography@blogspot.com
BalasHapuswaaah, bahaya tuh mbak, apalagi kalau sering dimakan tuh
BalasHapusjajanan anak sekolah